Pekalongan – Babinsa Koramil 08/Bojong Kodim 0710/Pekalongan Serda Sidiq bersama dua orang lainnya melaksanakan kegiatan pengenalan pelajaran Matematika dengan menggunakan metode Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) kepada siswa-siswi kelas 5B di SDN 1 Wiroditan Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, Kamis (9/1/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika yang sering dianggap sulit oleh banyak anak. Metode Gasing yang diperkenalkan oleh Serda Sidiq dan tim adalah pendekatan pembelajaran inovatif yang dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya. Metode ini dirancang untuk membuat belajar Matematika lebih mudah, menyenangkan, dan memotivasi siswa agar lebih percaya diri dalam memecahkan soal-soal.
Selama kegiatan, Serda Sidiq memandu para siswa dengan memberikan contoh soal sederhana dan cara penyelesaian yang cepat menggunakan metode Gasing. Dengan suasana yang santai dan penuh semangat, para siswa tampak antusias mengikuti setiap langkah yang diajarkan. Serda Sidiq juga mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dengan menjawab pertanyaan dan menyelesaikan latihan soal.
Menurut Serda Sidiq, peran Babinsa dalam kegiatan ini adalah wujud nyata kontribusi TNI dalam mendukung dunia pendidikan di wilayah binaannya. "Kami ingin membantu siswa-siswi di sini agar lebih menyukai pelajaran Matematika. Dengan menggunakan metode yang menyenangkan, kami berharap mereka lebih mudah memahami konsep-konsep dasar Matematika," ujarnya.
Kepala Sekolah SDN 1 Wiroditan Widy Hastrini menyambut baik kegiatan ini dan mengapresiasi langkah proaktif Babinsa dalam memberikan pengajaran tambahan kepada siswa. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan untuk mendorong semangat belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar mereka.
Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan hubungan antara TNI dan masyarakat semakin erat, khususnya dalam mendukung kemajuan pendidikan di wilayah Bojong dan sekitarnya. Dengan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, belajar Matematika tidak lagi menjadi momok, melainkan aktivitas yang dinantikan oleh para siswa.
