Minggu, 30 Oktober 2022

Babinsa Karanganyar Bantu Petani Gropyok Tikus

Banyumas – Gropyokan merupakan salah satu teknik pengendalian hama tikus di areal persawahan dengan memburunya secara langsung, melalui pembongkaran lubang-lubang aktif yang dicurigai sebagai sarang tikus.


Guna mengendalikan hama tikus disawah, Babinsa Karanganyar Serma Hartono, bersama kelompok tani Desa Karanganyar yang di ketuai oleh bapak Karlim, dengan di dampingi Kepala Desa Karanganyar bapak Sukirman, ketua BPD bapak Sugeng melakukan gropyokan dalam upaya mencegah rusaknya tanaman padi disawah akibat tikus. Senin 31/10/2022.

Komandan Kodim 0701/Banyumas Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, melalui Danramil 21/Jatilawang Kapten Inf Hadi Suroso mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk membantu masyarakat melalui sasaran pembersihan hama tikus yang merajalela sehingga dapat merugikan petani apabila di biarkan.

Pengendalian dilakukan dengan menggunakan asap belerang yang dimasukkan ke dalam lubang-lubang tempat tikus bersarang, yang biasanya didapati lubang-lubang tikus tersebut berada di pinggiran galangan serta dengan corong kompor gas dan obat pembasmi hama tikus melalui di bakar serta sekam padi dan di laksanakan selama 3 hari. Terangnya.

Strategi yang dapat dilakukan dalam pengendalian hama tikus sawah perlu dilakukan pada awal musim tanam secara intensif dan berkelanjutan sebelum tikus berkembangbiak. Kegiatan gropyokan tikus selain memiliki tujuan utama dalam membasmi hama tikus juga memiliki kebermanfaatan lain. Kearifan lokal ini menumbuhkan sikap gotong royong antar para petani dan sebagai ajang silaturahmi.

Musim tanam memang diakui petani Karanganyar dengan masifnya serangan hama dan penyakit padi, khususnya tikus. Tikus menjadi hama utama padi karena merupakan hama yang sangat toleran dengan lingkungan dan reproduksi sangat tinggi dan cepat.

Berdasarkan laporan Ketua Kelompok Tani Karanganyar. bahwa intensitas serangan hama tikus saat ini masih berada di dibawah ambang batas.  Namun petani terus berupaya mengendalikan hama tikus secara bergotong royong untuk mengamankan padi mereka agar tetap berproduksi. Pungkasnya. (AuL).