Semarang - Peserta pendidikan Sekolah Staf Pimpinan (Sespimti) Dikreg 30/2021 beri bantuan sembako pada Warga Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara yang membutuhkan dan terdampak covid-19 , Jumat ( 30/4/2021).
Kegiatan Bakti Sosial (Baksos) ini menerapkan protokol kesehatan ketat dan secara simbolis dilaksanakan di kantor kelurahan Bandarharjo tersebut dihadiri sekitar 7 peserta pendidikan Sespimti Dikreg 30/2021 dan beberapa perwakilan warga terdampak covid-19 .
Ketua kegiatan Baksos Sespimti Dikreg 30 tahun 2021, Kombes Pol. Langeng Purnomo menyebut kegiatan bakti sosial ini digelar serentak di 10 kota.
“Mulai dari Jawa Barat, lembang, Jakarta, Serang, Medan,Malng, Kupang Solo, Semarang, Jogja, kemudian maksut tujuan jelas sebagai rasa syukur hamba Allah,” katanya.
Menurutnya, kegiatan berbagi ini menjadi betuk kepedulian terhadap sesama ditengah pandemi dan kebencanaan. Selain itu juga menjadi wujud gotong royong, kebinnekaan hingga sinergitas dalam menghadapi permasalahan di tingkat bawah.
“Ini bentuk kepedulian, dari Sespim Polri dalamnya kepanitiaan dari peserta Sespim ada dari polri, TNI dan kejaksaan kita sinergi sebagai bentuk kepedulian bangsa yang terjadi saat ini ada yang kena bencana ada yang terdampak covid, kita juga bisa langsung sinergi turun kebawah, sehingga tau problem real dan sehingga kita bisa bantu dengan program kedepan,” tuturnya.
Tak lupa dalam kesempatan itu, Kombes Pol. Langeng mengingatkan warga untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan memutus mata penyebaran covid-19.
“Saling mengingatkan untuk apa untuk protokol kesehatan, jangan berkrumun, pakai masker , kemudian sering cuci tangan, kalau bagi saya ini senjata ini, jadi kita jangan kendor tetap disiplin,” pesannya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan membagikan bingkisan sembako secara door to door ke ratusan penduduk lainnya.
Warga Keluragan Bandarharo, Sri Rejeki yang turut mendapatkan sembako dari Sespimti Dikreg 30 tahun 2021 merasa bersyukur dan sangat terbantu dengan kegiatan berbagi ini. Ibu satu anak yang rumahnya masih beralaskan pasir ini mengaku tidak dapat bekerja karena mengalami kecelakaan di bak penampungan setinggi 5 meter.
“Ya bersyukur to mbak, karena ga pernah dapet bantuan apa apa, liat aja rumah saya ini to mbak kebrukan gudang, saya kan jatuh ndak bisa jualan mbak, BLT ga dapet, UMKM juga ga dapet, biasanya kan saya pagi kerja dibonharjo sorenya saya jualan, tapi ini ga bisa jalan,” ujarnya.